Pelaku Bom Kampung Melayu Sangat Terorganisir.

                                            -                 gambar:  news.okezone.com

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPT) Suhardi Alius membantah bahwa dua terduga teroris yang melakukan bom bunuh diri di Kampung Melayu, bergerak sendiri.
Suhardi mengatakan, kedua terduga teroris tersebut cukup terorganisir.
"Pelaku bom kemarin itu bukan 'lone wolf'. Mereka terorganisir," ujar Suhardi, di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (29/5/2017).
Keduanya merupakan bagian dari sel Jamaah Anshar Daulah atau JAD, salah satu kelompok pendukung ISIS.

Kelompok mereka pernah melakukan aksi teror, yakni di Cicendo, Bandung.

Anggota jaringan tersebut cukup banyak tersebar di Indonesia.

Selain itu, keduanya terdeteksi sering melakukan komunikasi dengan sesama jaringan di dalam negeri, baik secara online maupun offline.

"Kalau online itu perintah-perintah dari luar (Suriah). Kalau dia offline, dia bertemu dengan sesama jaringannya di dalam negeri. Oleh sebab itu jalur keduanya ini kami antisipasi," ujar dia.

Oleh sebab itu, Suhardi juga berharap DPR RI segera menyelesaikan revisi Undang-Undang Terorisme agar pemerintah bisa melakukan tekanan terhadap kelompok teror.

"Kita belum punya UU yang cukup kuat. Semacam proactive law, yang bisa menjemput mereka meski saat persiapan. Makanya sekarang kami minta pembahasan RUU dipercepat supaya kita memiliki langkah hukum untuk mengantisipasi mereka," ujar Suhardi.

Diberitakan, dua bomber menyerang Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5/2017) malam.

Mereka membawa bom panci berisi paku serta gotri dan melakukan pengeboman bunuh diri di dekat Shelter Transjakarta.

Bom tersebut menelan lima orang meninggal dunia. Dua orang di antaranya adalah pelaku berinisial AS dan INS.
sumber berita :kompas

0 Response to "Pelaku Bom Kampung Melayu Sangat Terorganisir."

Post a Comment